Senin, 29 Mei 2017

cerpen lucu

Vampir Virtual


Kategori: Cerpen Fantasi (Fiksi)Cerpen Lucu (Humor)

“Ayo! Ayo! Kalahkan mereka vampirku!”, kata Ran dari kamarnya.
Ini sudah lebih dari jam 12 malam, jam tidur untuk anak sepertinya seharusnya sudah lewat dari tadi. Tapi anak yang satu ini benar-benar sangat menyukai permainan di komputernya. Komputernya itu penuh dengan permainan terutama vampir, Ran sangat menyukai vampir bahkan menganggapnya sebagai sahabatnya.
“Oh vampirku yang tidak nyata kau selalu memenangkan game ini dengan mudah! Teman-temanku pasti iri karena aku telah melampaui permainan ini!”, kata Ran memuji jagoannya itu.
Ran adalah anak SMP yang introvert suka menyendiri, dia suka main komputer dan termasuk pintar dalam pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Dia punya teman tapi hanya anak-anak yang suka main komputer juga. Dia suka berkhayal punya teman dunia virtual dan impiannya adalah menghidupkan orang animasi menjadi orang yang nyata.
“Ran tidurlah kau keterlaluan sekali masih bermain di jam segini esok hari bukakah kau sekolah?”, kata teman vampirnya di komputer.
Sebenarnya karena Ran suka Vampir dia membuat ‘program chat’ dengan vampir virtual tersebut. Dan hanya bisa dimainkan di komputernya Ran.
“Oh aku ingin sekali tidur tapi perasaanku tidak enak, kau tahu? Katanya malam ini ada komet yang jatuhnya hanya 100 tahun sekali lho”, balas Ran.
“Mungkin itu hanya mitos? Lagi pula memangnya kenapa kalau komet itu datang?”, balas vampire.
“Begitu ya? Iya juga ya? Buat apa aku menunggunya? Hahahaha bodohnya aku, baiklah aku akan tidur dan komputer ini akan kumatikan kau juga istirahatlah”, kata Ran.
“Baiklah, kau tahu Ran? Seharusnya aku tidur pagi dan aktif pada malam hari kalau aku nyata”, kata vampire.
“Aku tahu. Aku sengaja membuatmu tidur malam dan aktif pagi hari agar kau bisa bermain denganku”, kata Ran.
“Begitu ya? Baiklah, matikan komputernya dan kau tidurlah”, kata vampire.
“Baiklah”, kata Ran.
Ran pun langsung beranjak ke kasur dan tidur lelap. Ternyata malam itu tepat jam 1 memang ada komet melintas, dan tepat di rumah Ran! Karena kekuatannya segala alat elektronik yang dilintasinya bereaksi. Komputer Ran yang masih dalam proses mati tiba-tiba menyala dan vampir virtual itu keluar dari komputer karena alasan yang tak jelas.
Vampir itu tiba-tiba jadi tidak ngantuk lagi, karena dia lapar dia mencari makanan. Selama ini dia tidak pernah makan karena tak pernah merasa lapar Karena dia hanya animasi saja. Dia pun meminum darah dari keluarganya Ran.
Aku bangun di pagi hari bersiap ke sekolah. Entah kenapa rumah ini terasa sepi sekali, tidak biasanya orang-orang di rumahku berangkat sepagi ini. Sarapan sudah tersedia jadi tanpa heran aku menyantapnya dan berangkat ke sekolah.
Tapi sepanjang perjalanan perasaanku tidak enak, kau tahu? Rasanya di rumahku ada yang janggal. Komputerku menyala padahal sudah kumatikan semalam. Lalu di dekat komputer ada sarang kelelawar di sana, aku tak tahu sejak kapan!? Dan waktu aku membangunkan orangtuaku di kamar mereka ada sarang kelelawar juga bahkan ada 2. Aku penasaran memangnya sejak kapan mereka ada di situ?
Aku pun sampai di sekolah dan teman-temanku membicarakan komet jatuh.
“Benarkah komet itu jatuh?”, tanyaku.
“yap! Katanya komet itu mengandung kekuatan besar lho!”, kata Sera temanku.
“kekuatan seperti apa?”, tanyaku lagi.
“ultra magnetik atau apalah itu, mungkin akan jadi sumber daya alam?”, jawab Sera
“ya mungkin saja kalau itu bukan mitos”, balas temanku Masumi.
Selama ini aku selalu percaya yang namanya mitos, karena yang dianggap salah itu belum tentu salah di mataku. Mitos adalah hal yang tidak nyata, konon katanya itu adalah pengalaman nenek moyang kita terhadap suatu kejadian.
Sekolahku berjalan sampai sore sekitar jam 6 sore baru aku pulang ke rumahku. Sesampainya aku di rumah hal aneh berlangsung. Orangtuaku pucat dan cara jalannya aneh, lalu meraka yang biasanya cerewet jadi pendiam. Saat aku makan sore mereka tersenyum tapi gigi mereka terlihat lebih tajam dari biasanya. Tiba-tiba aku merinding dan lari ke kamar.
Lalu saat aku ke kamar tiba–tiba ada sosok hitam lewat dengan cepat. Aku pun penasaran dan mengejarnya.
“DOOOOORRR!!! Hehehehe”, kejutnya
“HUAAAAAA!!”, kaget Ran.
“Ran ini aku Pampam vapirmu!”, katanya.
“Oh kau! Kenapa bisa? Maksudku kau nyata?”, kata Ran yang terkejut
“Iyap!”, sahut Pampam. “Aku sudah ada di sini malam tadi lalu kubuat sarang di kamarmu”, kata Pampam.
“KENAPA DI KAMARKU!? Ini kamar perempuan dan kau!?”, teriakku.
“Oh ya? Aku kan laki-laki ya? Kau yang menciptakanku, aku bahkan tidak tahu jenis kelaminku lho, aku juga tak tahu mau makan apa jadi kuminum saja darah mereka”, ucap Pampam.
“Mereka!? Maksudmu orangtuaku!?”, kata Ran.
“Orangtua? Apa itu? Makanan?? Aku hanya minum darah orang yang kamarnya ada di sebelah”, kata Pampam dengan wajah bodohnya.
“IYA ITU MEREKA ORANGTUAKU!!”, kata Ran tak percaya.
“Orangtua itu yang mengurusmu ya? kudengar itu dari hantu sebelah”, kata Pampam.
“Hantu sebelah!? Kau mau menjadikan Rumahku ini apa!? Rumah Hantu!?”, kata Ran.
“Aku bisa melihat hantu kalau kau tidak, ngomong-ngomong aku minta maaf atas orangtuamu, sekarang mereka jadi vampir juga tapi awas mereka akan mengigitmu, tapi aku akan melindungimu tentunya, karena kau sahabat yang baik”, ucap Pampam. “Aku juga membuatkan sarapan untukmu karena ibumu tak bisa membuatnya”, ujar Pampam.
“Kau jangan mengubah orang lagi!”, kata Ran.
“Aku lapar Ran lalu aku harus makan apa?”, tanyanya.
“Makan saja darah babi atau sapi di peternakan pak Jack di sebelah.
“Baiklah”, kata Pampam.
Esok harinya ketika Ran bangun terjadi kericuhan, semua hewan di desa itu mati kehabisan darah. Para warga mengira ada makhluk halus mengintai, mereka pun memanggil orang sakti yang biasa menerawang desa tersebut dari makhluk jahat.
Ran yang khawatir segera membangunkan Pampam dari tidurnya.
“PamPam bangun!”, teriak Ran sambil membuka jendela kamarnya.
“AWW PANAS! TUTUP RAN!”, teriak Pampam.
“Oh ya kau tak bisa kena matahari, aku ingat baiklah tak akan kuulangi”, kata Ran.
“Ada apa Ran?”, Tanya Pampam.
“Oh iya, tadi aku mau ngomong apa ya?”, kata Ran dengan wajah bodohnya.
“Bodoh kau, aku akan tidur saja”, kata Pampam.
“Oh iya! Hei bodoh! Kenapa kau makan hewan itu!?”, kata Ran.
“Bukankah kau yang menyuruhku?”, kata Pampam.
“IYA TAPI TIDAK SEMUANYA! KAU MEMAKAN 10 BABI DAN 35 SAPI!”, kata Ran.
“Benarkah? Aku tak sadar aku lapar Ran, lalu sekarang apa masalahnya?”, Tanya Pampam dengan kebodohannya yang semakin menjadi.
“Hei, kau pikir hewan itu milik siapa? Hantu tetanggamu apa?”, kata Ran.
“Iya, hantu itu tinggal di sana lho katanya aku boleh makan”, kata PamPam dengan level bodoh maksimal.
“Oh Tuhan, begini ya Pam, hewan itu milik warga dan mereka panik lalu memanggil orang sakti untuk mengusirmu kau bisa mati”, jelas Ran.
“Begitu? Bukankah aku ini sudah mati? Kata hantu di sebelah kita para hantu tak bisa mati 2 kali”, jelasnya.
“Tapi kau akan terusir dari sini, kau mau berpisah denganku? Tak akan kukasih permen kau!”, ucap Ran.
Dalam permainan permen adalah makanan penambah energi Pampam awalnya, tapi saat ini dia sudah nyata dan makan darah.
“Oh baiklah! Jangan hukum aku, lalu saat ini aku harus apa?”, kata Pampam yang masih mengira permen adalah makanannya.
“Tentu saja sembunyi!”, kata Ran.
Aku menyembunyikan Pampam di bawah selimut, aku mengaku bahwa itu adalah pembantuku yang sedang sakit. Alasan sebenarnya ialah Pampam tak kuat sinar matahari karena ia bisa meleleh.
Orang sakti itu datang ke rumah kami mungkin karena mencium adanya Pampam.
“Mana orang yang tinggal di sini?”, Tanya orang tersebut.
“Ah, saya orangnya, silahkan masuk”, ujarku.
“PFFFTT, apa-apaan kau bicara sopan begitu? Kau tak pernah bicara begitu sebelumnya?”, kata Pampam bercanda.
“Diam kau! Ini namanya sopan santun! Kau harus belajar dariku cara bersikap pada orangtua”, kataku mengajari.
“Siapa itu? Dan mana orangtuamu nak?”, Tanya orang itu.
“orangtuaku sakit dan ini pembantuku tuan”, kataku.
“Pembantumu diselimuti?”, tanyanya.
“Ya dia sedang sakit, ada masalah?”, tanyaku.
“Tidak aku merasakan adanya kekuatan jahat di sini. Tapi kekuatannya masih lemah dan bodoh”, ujarnya.
“PFFFTTT bodoh… Wkwkwk”, tawaku.
“Apa-apaan si tua berjanggut itu? Dia yang bodoh malah menghinaku bodoh, menyebalkan”, gerutu Pampam.
“Aku akan menaburi bubuk bawang putih di sini, keberatan?”, tanyanya.
“Hei Pampam? Apa boleh?”, tanyaku.
“Aku tak tahu kau kan yang menciptakan aku payah! Mengapa Tanya aku?”, kata Pampam.
“Baiklah kurasa tak apa-apa tuan, taburi saja”, kataku.
Saat Tuan Suci itu menaburi bubuk bawang putih Pampam kepanasan! Aku khawatir dan mencoba orang itu berhenti, namun sepertinya orang itu tahu kalau Pampam vampir. Parahnya lagi orangtuaku berwujud vampir itu datang dan menakuti semua orang! Lalu karena tak tahan Pampam menggigit orang suci itu. Aku pun panik dan langsung membawa Pampam lari ke kamarku.
“Mengapa kau menggigitnya?”, tanyaku.
“Kau pikir ini mudah? Rasa darah orangtua itu juga tidak enak tahu! Bau asem bercampur apalah! Aku tak tahu. Lagipula aku bisa meleleh, aku merasakannya Ran”, kata Pampam.
“Kata hantu di sebelah itu kau tak akan mati 2 kali?”, tanyaku.
“Oh si hantu bodoh di sebelah itu Pak Pocong! Berjalan saja tidak bisa mau menasehatiku yang pintar ini!”, kata Pampam membual.
“Hei, aku mau tanya bagaimana kau bisa keluar? Maksudku kau keluar dari komputerku?”, tanyaku.
“Ada energi kuat merasuki komputermu Ran, karena kau tidak menutup aplikasi seluruhnya dan tidak mematikan komputer secara sempurna, energi itu mengeluarkanku dari sana”, ujar Pampam yang bercerita dilatar-belakangi kericuhan di luar kamarku, para warga berusaha masuk tapi kami halangi.
“Apakah karena komet itu?”, tanyaku.
“Iya mungkin saja. Tapi aku senang karena sebelum mati bisa bertemu denganmu dulu hehehe”, ujarnya yang pura-pura senang.
“Bodoh kau tak akan mati! Aku membuat portal kembali untukmu, sebenarnya aku ingin membuatmu nyata. Tapi ternyata kau sudah di hadapanku, ya sudah aku juga tak perlu repot-repot. Tapi portal kembalinya belum disempurnakan tinggal sedikit lagi! Kau keluar lewat jendela lalu aku akan berusaha semampuku!”, ujarku penuh semangat.
Saat Pampam ke luar jendela para warga mendobrak pintu kamarku! Lalu Pampam segera lari diikuti mereka. Ironisnya aku tak dikejar hehehe mungkin tidak kelihatan? Aku segera menyempurnakan portal tersebut.
Disaat yang sama Pampam lari ke luar desa dia masih terus dikejar! Para warga berpikir bahwa Pampam makhluk yang harus dibunuh. Pak pocong yang kebetulan di sana hanya melihat dengan tatapan sedih tanpa bisa melambaikan tangan tanda selamat tinggal, karena tangannya terbungkus.
Orang suci tersebut tak menjadi vampire karena punya kekebalan tubuh. Orang suci itu melempar jaring bawang putih ke pada Pampam dan akhirnya dia tertangkap.
Di saat yang sama Ran telah selesai membuat portalnya dan bermaksud memanggil Pampam kembali. Ran berjalan mencari vampirnya. Begitu menemukan Pampam Ran terkejut ketika menemukan Pampam meleleh kepanasan. Rupanya orang suci itu membuka jubah Pampam setelah itu mereka pergi meninggalkannya sendirian. Ran pun berlari mendekati Pampam.
“Pam! Portalmu siap apa kau baik-baik saja?”, Tanya Ran.
“Bagaimana menurutmu?”, kata Pampam lemas.
“Err tidak baik? Oh astaga katakan saja kau kenapa? Akan kubantu sebisaku”, ujar Ran.
“Aku meleleh, apa kau tidak lihat?”, kata Pampam.
“Oh! Perlukah kubawa kulkas? Err AC (air conditioner)? Kau butuh apa?”, Tanya Ran.
“Tak ada. Sebentar lagi juga aku mati. Terimakasih atas semuanya kau baik sekali dan aku belajar banyak hal, kalau aku hidup lagi aku janji akan ijin kalau mau makan sesuatu dan akan bersikap sopan pada orangtua dan aku juga akan mendirikan sarangku bukan di kamarmu Ran”, katanya.
“Tak apa”, ujar Ran.
“Aku minta maaf atas orangtuamu dan segalanya. Aku senang bisa bersamamu meskipun kau agak bodoh”, katanya
“Kau yang bodoh bukan aku”, ujar Ran.
“Hmph, baiklah”, kata Pampam. Kata-kata itu adalah kata terakhirnya sebelum mati.
“Oh! Bagaimana ini? Aku harus apa? Bawa kulkas?”, kataku. “Oh mungkin kalau aku tetap memportalnya, dia akan hidup di dunia virtual”, gumam Ran dalam hatinya.
Ran membawa vampire itu ke portal dan mencoba memvirtualisasikannya ke dalam dunia animasinya, tapi tak bisa. Ran menangis karena kehilangan teman yang diimpikannya itu, teman dari dunia komputer.
Tiba-tiba seseorang menepuk pundak Ran dari belakang
“Oh Ibu! Tapi bagaimana bisa?”, ujarku.
“Begini, kata orang suci Ibu dan Ayah selamat karena vampire itu telah mati”, kata Ibuku.
“Hei, saya tidak mati tante”, terdengar suara dari belakangku.
“Oh! Apa ini? Kenapa? Pampam?”, kataku.
“Mungkin karena aku terbunuh 2 kali aku jadi berubah menjadi manusia yang normal Ran. Kudengar itu dari hantu di sebelah”, ucap Pampam.
“Kau tidak jahat? Kukira kau jahat tapi ternyata kau mampu bicara sopan”, ujar Ibuku.
“Benarkah? Si bodoh ini belajar dariku tentunya hehehe”, kataku.
“Oh kurasa kau harus mengubah namaku ini Ran, Pampam itu nama bodoh”, kata Pampam.
“Begitukah? Baiklah biar tante yang berikan nama, bagaimana kalau Ricky? Dari kata Rizki yang artinya Anugerah”, kata Ibuku.
“Nama yang bagus juga tak terlalu bodoh. Mulai sekarang kau jadi anak angkat kami saja? Kupikir Ran kesepian dan lagi kau tak punya tempat tinggal dan keluarga bukan?”, ujar Ayahku.
“Boleh juga!”, sahut Pampam, ups! Ricky namanya.
“Kita bisa bersahabat dan bersaudara sekaligus! Hebat!”, kataku.
Sejak saat itu Ran dan Ricky tumbuh sebagai sahabat juga saudara. Mereka bahagia sekali. Selalu akrab dan membantu satu sama lainnya. Ran pun tidak lagi suka menyendiri karena Ricky mengajarinya cara bersosialisasi, Ricky pun belajar sopan santun dari Ran.
Ran dan Ricky tak berhenti bermimpi dan bercita-cita tak lupa berdoa serta usaha untuk menyatakan impian tersebut. Karena tak semua impian itu mustahil. Teruslah berusaha menggapainya. Di sana ada kemauan di sanalah ada jalan tenang dan jalani saja karena Tuhan punya sesuatu untukmu.

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar