Senin, 29 Mei 2017

cerita anak

Berujung Persahabatan


Kategori: Cerpen AnakCerpen Fabel (Hewan)

Semilir angin sejuk di pagi hari berhembus pelan menerpa badan ulat yang berada di atas pohon besar.
“Sejuknya pagi hari ini” kata ulat sambil menikmati kesejukan angi itu.
Setelah itu ulat berjalan-jalan di sekitar pohon itu sambil melihat pemandangan yang sangat indah. Serasanya cukup ulat berhenti di sebuah pohon yang sangat rindang.
“Capek sekali hari ini, tapi terbayarlah dengan pemandangan di sini” ujar ulat sambil menengok kanan kiri.
Langit semakin gelap ulat pun bergegas pulang menuju ke rumahnya. Sesampainya di rumah si ulat menyiapkan makan malamnya setelah itu menuju ke tempat tidurnya. Dan sesudah melahap makananya ia langsung menuju tempat tidurnya, dan si ulat mulai menutup matanya.
Mentari muncul dari barat menandakan hari sudah pagi, kicauan burung yang merdu membuat ulat terbangun dari tidurnya yang nyenyak itu. Seperti biasanya ulat berolahraga dengan berlari lari di sekitar rumahnya.
“Aahhh. Jam berapa ini, aku akan berolahraga dulu supaya akua tetap sehat.” ucap ulat dan bergegas membasuh mukanya.
Di tengah perjalananya setelah berlari, tiba tiba terdengar suara kepakan sayap yang sangat keras.
“Suara apa itu?” kata ulat ambil mencari asal muasal suara itu.
Dan datanglah 5 ekor belalang.
“Hei, kau ulat buruk rupa kenapa kau di sini, kau tidak tahu ini wilayah kita.” kata salah satu belalang dengan nada membentak.
“Ahh.. Aku di sini cuma berolahraga” jawab ulat dengan gugup.
“Ada saja alasanmu, cepat pergi dari sini” kata belalang.
“Cepat pergi…” teriak belalang yang lainya.
Dengan hati yang hancur dan sedih ulat pun kembali ke rumahnya.
Sesampai di rumahnya ulat termenung, kata kata belalang terus saja terbayang.
“Hei kau ulat buruk rupa..”
Dia terus merenungi perkataan belalang itu. Setelah beberapa hari kemudian ulat memilih untuk menjadi kepompong saja. Setelah dua hari ulat pun menjadi kupu kupu yang sangat cantik dan memiliki sayap yang indah. Dan dia mulai terbang menyusuri langit biru.
Dari kejahuan kupu kupu mendengar teriakan meminta tolong, kupu kupu mendekati sumber suara itu, tak lama kemudian ia menemukan belalang yang tergeletak lemas di sebuah daun.
“Tolong.. Tolong.. Tolong” teriak belalang dengan lemas itu.
“Kau kenapa belalang, dan di mana teman temanmu” ucap kupu kupu sambil mendekati belalang.
“Aku sangat lapar tolong tolong aku, makananku hilang entah ke mana, dan teman temanku aku juga tidak tahu ke mana mereka pergi ”
“Ahh… Sungguh malang nasibmu belalang ayo kita pergi ke rumahku di sana ada makanan yang banyak.. Ayo cepat” tawar kupu kupu.
Sesampainya di rumah kupu kupu, kupu kupu pun langsung membuka pintu rumahnya.
“Mari ayo masuk jangan segan, maaf kalau rumahku jelek dan berantakan.” kata kupu kupu dengan sopan.
“Kau sangat baik kupu kupu, dan juga kau sangat cantik” kata belalang.
“Makasih atas pujianmu, aku akan mengambil makanan dulu ya, kau boleh duduk di situ” kata kupu kupu.
Setelah meahap habis makananya bealang pun berterima kasih kepada kupu kupu.
“Terima kasih kupu kupu, berkat kau aku tidak mati karena kelaparan”
“Hahaha kau ini, ya sama sama” Ujar kupu kupu degan tersenyum.
“Eh kamu siapa ya aku belum berkenalan denganmu” tanya belalang.
“Aku adalah ulat yang pernah kau ejek, setelah hari itu aku memilih untuk menjadi kupu kupu.” jawab ulat
“Ma ma maaf kan aku, aku tidak bermaksud mengejekmu pada saat itu..” kata belalang sambil berlutut di depan kupu kupu.
“Eh kenapa kau berlutut di depanku cepat berdiri, aku sudah memaafkanmu pada saat itu juga belalang” kata kupu kupu denagn senyum yang manis.
“Benarkah..?” kata belalang dengan gembira
Kupu kupu menjawab dengan mengangguk kecil.
“Dan sekarang kita berteman ya” ujar belalang dengan senang.
“Oke…”
Akhirnya mereka menjadi sahabat yang sangat baik dan selesai..

cerpen horor

Ada Hantu di Sekolahku


Kategori: Cerpen Horor (Hantu)

Dipagi yang cerah, aku terbangun dari tidur pulasku. Suara kokokan ayam yang melengking indah, serta kicauan burung kenari yang merdu enak didengar telinga. Disaat aku melihat jam tanganku menunjukan pukul 05.55 pagi, aku terkejut dan langsung cepat cepat mandi dan bersiap-siap menuju ke sekolah seperti biasa, hari ini hari senin dan waktunya untuk upacara sang saka merah putih.
Setelah selesai bersiap-siap aku langsung menyuruh sopir pribadiku untuk ngebut mengantarkanku berangkat ke sekolah. “Mang aseeeppp!!! Ayok buruan udah mau telat niiih!!” teriakku memanggil sopir pribadiku. “Iya den, iki loh mas gek manasin mobil aden toh!”. Mendengar jawaban mang asep, tak berlangsung lama aku pun langsung naik ke mobil dan tak lupa pamitan kepada mama papa namun, tak sempat cium tangan, ” mamaaà! Papaaaa! Irsyaad berangkat!! Assalamu’alaikum!” teriakku di dalam mobil, “Wa’alaikumsalam” terdengar dari kejauhan mamaku menjawsb salamku.
Sesampainya di sekolah, aku disambut dengan baik oleh pak satpam yang sudah berjaga di depan gerbang sekolah. Pada saat aku berjalan menuju kelas 9.2 aku bertemu dengan temanku derly namanya, orangnya cantik banget, baik banget, pinter banget, seksi banget pokoknya bangetan dah semuanya, cuman aku dan derly tidak sekelas dia 9.3 dan aku 9.2, saat aku berjalan menuju kelas dilanjutkan sambil bercakap-cakap dengannya, kami berdua sengaja lewat tangga bawah dan melewati aula serbaguna.
Pada saat aku berjalan dengan derly aku merasa di belakang kami berdua ada seseorang yang sedang berjalan menuju kami “Srekk! Srekkk! Srekk!” aku dan derly langsung menoleh ke belakang tetapi kami berdua tidak mendapati siapapun di belakang kami. Tiba tiba angin berembus agak kencang yang membuat bulu kudukku merinding, “der, lu ngerasa merinding kagak?”, “iya nih! Rasanya kayak ada orang lain sama kita syad!”, “ayo ah kita cepetan jalannya! Feeling gua kaga enak nih!”, “yo! Aku juga gak mau lama lama di sini syad, seremmmm!!”.
Disaat aku sedang belajar di kelas aku melihat di pojokan kelasku seperti ada seorang perempuan yang berdiri dengan tatapan kosong dan wajah yang pucat pasi. Awalnya, aku tidak menghiraukannya tapi lama kelamaan bulu kudukku udah berdiri semua, jadi suasananya agak mistis mistis gimana gitu.
Setelah itu bel istirahat pun berbunyi dan pada saat aku melihat ke arah perempuan tadi, ia sudah tidak ada “what the hell!! Udah berapa kali yak gua kayak gini?” ucapku dalam hati.
Pada saat pulang sekolah aku melewati aula serba guna, disaat aku melewatinya aku melihat dari jendela ada seorang perempuan duduk di panggung aula dengan kepala menunduk dan sedang menangis kecil. Karena aku iba, aku menghampirinya dan aku memanggilnya “Heey, ngapaian kamu di situ sendirian? Sekarang sudah jam pulang sekolah mari pulang!” ajakku, dia diam saja, ” hey kamu yang sedang duduk, siapa namamu?” aku bertanya, “Carla!” jawabnya dengan suara singkat, kemudian dia berdiri sambil berteriak keras dan langsung menghilang, aku pun dalam seketika pingsan di tempat.

cerpen lucu

Vampir Virtual


Kategori: Cerpen Fantasi (Fiksi)Cerpen Lucu (Humor)

“Ayo! Ayo! Kalahkan mereka vampirku!”, kata Ran dari kamarnya.
Ini sudah lebih dari jam 12 malam, jam tidur untuk anak sepertinya seharusnya sudah lewat dari tadi. Tapi anak yang satu ini benar-benar sangat menyukai permainan di komputernya. Komputernya itu penuh dengan permainan terutama vampir, Ran sangat menyukai vampir bahkan menganggapnya sebagai sahabatnya.
“Oh vampirku yang tidak nyata kau selalu memenangkan game ini dengan mudah! Teman-temanku pasti iri karena aku telah melampaui permainan ini!”, kata Ran memuji jagoannya itu.
Ran adalah anak SMP yang introvert suka menyendiri, dia suka main komputer dan termasuk pintar dalam pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Dia punya teman tapi hanya anak-anak yang suka main komputer juga. Dia suka berkhayal punya teman dunia virtual dan impiannya adalah menghidupkan orang animasi menjadi orang yang nyata.
“Ran tidurlah kau keterlaluan sekali masih bermain di jam segini esok hari bukakah kau sekolah?”, kata teman vampirnya di komputer.
Sebenarnya karena Ran suka Vampir dia membuat ‘program chat’ dengan vampir virtual tersebut. Dan hanya bisa dimainkan di komputernya Ran.
“Oh aku ingin sekali tidur tapi perasaanku tidak enak, kau tahu? Katanya malam ini ada komet yang jatuhnya hanya 100 tahun sekali lho”, balas Ran.
“Mungkin itu hanya mitos? Lagi pula memangnya kenapa kalau komet itu datang?”, balas vampire.
“Begitu ya? Iya juga ya? Buat apa aku menunggunya? Hahahaha bodohnya aku, baiklah aku akan tidur dan komputer ini akan kumatikan kau juga istirahatlah”, kata Ran.
“Baiklah, kau tahu Ran? Seharusnya aku tidur pagi dan aktif pada malam hari kalau aku nyata”, kata vampire.
“Aku tahu. Aku sengaja membuatmu tidur malam dan aktif pagi hari agar kau bisa bermain denganku”, kata Ran.
“Begitu ya? Baiklah, matikan komputernya dan kau tidurlah”, kata vampire.
“Baiklah”, kata Ran.
Ran pun langsung beranjak ke kasur dan tidur lelap. Ternyata malam itu tepat jam 1 memang ada komet melintas, dan tepat di rumah Ran! Karena kekuatannya segala alat elektronik yang dilintasinya bereaksi. Komputer Ran yang masih dalam proses mati tiba-tiba menyala dan vampir virtual itu keluar dari komputer karena alasan yang tak jelas.
Vampir itu tiba-tiba jadi tidak ngantuk lagi, karena dia lapar dia mencari makanan. Selama ini dia tidak pernah makan karena tak pernah merasa lapar Karena dia hanya animasi saja. Dia pun meminum darah dari keluarganya Ran.
Aku bangun di pagi hari bersiap ke sekolah. Entah kenapa rumah ini terasa sepi sekali, tidak biasanya orang-orang di rumahku berangkat sepagi ini. Sarapan sudah tersedia jadi tanpa heran aku menyantapnya dan berangkat ke sekolah.
Tapi sepanjang perjalanan perasaanku tidak enak, kau tahu? Rasanya di rumahku ada yang janggal. Komputerku menyala padahal sudah kumatikan semalam. Lalu di dekat komputer ada sarang kelelawar di sana, aku tak tahu sejak kapan!? Dan waktu aku membangunkan orangtuaku di kamar mereka ada sarang kelelawar juga bahkan ada 2. Aku penasaran memangnya sejak kapan mereka ada di situ?
Aku pun sampai di sekolah dan teman-temanku membicarakan komet jatuh.
“Benarkah komet itu jatuh?”, tanyaku.
“yap! Katanya komet itu mengandung kekuatan besar lho!”, kata Sera temanku.
“kekuatan seperti apa?”, tanyaku lagi.
“ultra magnetik atau apalah itu, mungkin akan jadi sumber daya alam?”, jawab Sera
“ya mungkin saja kalau itu bukan mitos”, balas temanku Masumi.
Selama ini aku selalu percaya yang namanya mitos, karena yang dianggap salah itu belum tentu salah di mataku. Mitos adalah hal yang tidak nyata, konon katanya itu adalah pengalaman nenek moyang kita terhadap suatu kejadian.
Sekolahku berjalan sampai sore sekitar jam 6 sore baru aku pulang ke rumahku. Sesampainya aku di rumah hal aneh berlangsung. Orangtuaku pucat dan cara jalannya aneh, lalu meraka yang biasanya cerewet jadi pendiam. Saat aku makan sore mereka tersenyum tapi gigi mereka terlihat lebih tajam dari biasanya. Tiba-tiba aku merinding dan lari ke kamar.
Lalu saat aku ke kamar tiba–tiba ada sosok hitam lewat dengan cepat. Aku pun penasaran dan mengejarnya.
“DOOOOORRR!!! Hehehehe”, kejutnya
“HUAAAAAA!!”, kaget Ran.
“Ran ini aku Pampam vapirmu!”, katanya.
“Oh kau! Kenapa bisa? Maksudku kau nyata?”, kata Ran yang terkejut
“Iyap!”, sahut Pampam. “Aku sudah ada di sini malam tadi lalu kubuat sarang di kamarmu”, kata Pampam.
“KENAPA DI KAMARKU!? Ini kamar perempuan dan kau!?”, teriakku.
“Oh ya? Aku kan laki-laki ya? Kau yang menciptakanku, aku bahkan tidak tahu jenis kelaminku lho, aku juga tak tahu mau makan apa jadi kuminum saja darah mereka”, ucap Pampam.
“Mereka!? Maksudmu orangtuaku!?”, kata Ran.
“Orangtua? Apa itu? Makanan?? Aku hanya minum darah orang yang kamarnya ada di sebelah”, kata Pampam dengan wajah bodohnya.
“IYA ITU MEREKA ORANGTUAKU!!”, kata Ran tak percaya.
“Orangtua itu yang mengurusmu ya? kudengar itu dari hantu sebelah”, kata Pampam.
“Hantu sebelah!? Kau mau menjadikan Rumahku ini apa!? Rumah Hantu!?”, kata Ran.
“Aku bisa melihat hantu kalau kau tidak, ngomong-ngomong aku minta maaf atas orangtuamu, sekarang mereka jadi vampir juga tapi awas mereka akan mengigitmu, tapi aku akan melindungimu tentunya, karena kau sahabat yang baik”, ucap Pampam. “Aku juga membuatkan sarapan untukmu karena ibumu tak bisa membuatnya”, ujar Pampam.
“Kau jangan mengubah orang lagi!”, kata Ran.
“Aku lapar Ran lalu aku harus makan apa?”, tanyanya.
“Makan saja darah babi atau sapi di peternakan pak Jack di sebelah.
“Baiklah”, kata Pampam.
Esok harinya ketika Ran bangun terjadi kericuhan, semua hewan di desa itu mati kehabisan darah. Para warga mengira ada makhluk halus mengintai, mereka pun memanggil orang sakti yang biasa menerawang desa tersebut dari makhluk jahat.
Ran yang khawatir segera membangunkan Pampam dari tidurnya.
“PamPam bangun!”, teriak Ran sambil membuka jendela kamarnya.
“AWW PANAS! TUTUP RAN!”, teriak Pampam.
“Oh ya kau tak bisa kena matahari, aku ingat baiklah tak akan kuulangi”, kata Ran.
“Ada apa Ran?”, Tanya Pampam.
“Oh iya, tadi aku mau ngomong apa ya?”, kata Ran dengan wajah bodohnya.
“Bodoh kau, aku akan tidur saja”, kata Pampam.
“Oh iya! Hei bodoh! Kenapa kau makan hewan itu!?”, kata Ran.
“Bukankah kau yang menyuruhku?”, kata Pampam.
“IYA TAPI TIDAK SEMUANYA! KAU MEMAKAN 10 BABI DAN 35 SAPI!”, kata Ran.
“Benarkah? Aku tak sadar aku lapar Ran, lalu sekarang apa masalahnya?”, Tanya Pampam dengan kebodohannya yang semakin menjadi.
“Hei, kau pikir hewan itu milik siapa? Hantu tetanggamu apa?”, kata Ran.
“Iya, hantu itu tinggal di sana lho katanya aku boleh makan”, kata PamPam dengan level bodoh maksimal.
“Oh Tuhan, begini ya Pam, hewan itu milik warga dan mereka panik lalu memanggil orang sakti untuk mengusirmu kau bisa mati”, jelas Ran.
“Begitu? Bukankah aku ini sudah mati? Kata hantu di sebelah kita para hantu tak bisa mati 2 kali”, jelasnya.
“Tapi kau akan terusir dari sini, kau mau berpisah denganku? Tak akan kukasih permen kau!”, ucap Ran.
Dalam permainan permen adalah makanan penambah energi Pampam awalnya, tapi saat ini dia sudah nyata dan makan darah.
“Oh baiklah! Jangan hukum aku, lalu saat ini aku harus apa?”, kata Pampam yang masih mengira permen adalah makanannya.
“Tentu saja sembunyi!”, kata Ran.
Aku menyembunyikan Pampam di bawah selimut, aku mengaku bahwa itu adalah pembantuku yang sedang sakit. Alasan sebenarnya ialah Pampam tak kuat sinar matahari karena ia bisa meleleh.
Orang sakti itu datang ke rumah kami mungkin karena mencium adanya Pampam.
“Mana orang yang tinggal di sini?”, Tanya orang tersebut.
“Ah, saya orangnya, silahkan masuk”, ujarku.
“PFFFTT, apa-apaan kau bicara sopan begitu? Kau tak pernah bicara begitu sebelumnya?”, kata Pampam bercanda.
“Diam kau! Ini namanya sopan santun! Kau harus belajar dariku cara bersikap pada orangtua”, kataku mengajari.
“Siapa itu? Dan mana orangtuamu nak?”, Tanya orang itu.
“orangtuaku sakit dan ini pembantuku tuan”, kataku.
“Pembantumu diselimuti?”, tanyanya.
“Ya dia sedang sakit, ada masalah?”, tanyaku.
“Tidak aku merasakan adanya kekuatan jahat di sini. Tapi kekuatannya masih lemah dan bodoh”, ujarnya.
“PFFFTTT bodoh… Wkwkwk”, tawaku.
“Apa-apaan si tua berjanggut itu? Dia yang bodoh malah menghinaku bodoh, menyebalkan”, gerutu Pampam.
“Aku akan menaburi bubuk bawang putih di sini, keberatan?”, tanyanya.
“Hei Pampam? Apa boleh?”, tanyaku.
“Aku tak tahu kau kan yang menciptakan aku payah! Mengapa Tanya aku?”, kata Pampam.
“Baiklah kurasa tak apa-apa tuan, taburi saja”, kataku.
Saat Tuan Suci itu menaburi bubuk bawang putih Pampam kepanasan! Aku khawatir dan mencoba orang itu berhenti, namun sepertinya orang itu tahu kalau Pampam vampir. Parahnya lagi orangtuaku berwujud vampir itu datang dan menakuti semua orang! Lalu karena tak tahan Pampam menggigit orang suci itu. Aku pun panik dan langsung membawa Pampam lari ke kamarku.
“Mengapa kau menggigitnya?”, tanyaku.
“Kau pikir ini mudah? Rasa darah orangtua itu juga tidak enak tahu! Bau asem bercampur apalah! Aku tak tahu. Lagipula aku bisa meleleh, aku merasakannya Ran”, kata Pampam.
“Kata hantu di sebelah itu kau tak akan mati 2 kali?”, tanyaku.
“Oh si hantu bodoh di sebelah itu Pak Pocong! Berjalan saja tidak bisa mau menasehatiku yang pintar ini!”, kata Pampam membual.
“Hei, aku mau tanya bagaimana kau bisa keluar? Maksudku kau keluar dari komputerku?”, tanyaku.
“Ada energi kuat merasuki komputermu Ran, karena kau tidak menutup aplikasi seluruhnya dan tidak mematikan komputer secara sempurna, energi itu mengeluarkanku dari sana”, ujar Pampam yang bercerita dilatar-belakangi kericuhan di luar kamarku, para warga berusaha masuk tapi kami halangi.
“Apakah karena komet itu?”, tanyaku.
“Iya mungkin saja. Tapi aku senang karena sebelum mati bisa bertemu denganmu dulu hehehe”, ujarnya yang pura-pura senang.
“Bodoh kau tak akan mati! Aku membuat portal kembali untukmu, sebenarnya aku ingin membuatmu nyata. Tapi ternyata kau sudah di hadapanku, ya sudah aku juga tak perlu repot-repot. Tapi portal kembalinya belum disempurnakan tinggal sedikit lagi! Kau keluar lewat jendela lalu aku akan berusaha semampuku!”, ujarku penuh semangat.
Saat Pampam ke luar jendela para warga mendobrak pintu kamarku! Lalu Pampam segera lari diikuti mereka. Ironisnya aku tak dikejar hehehe mungkin tidak kelihatan? Aku segera menyempurnakan portal tersebut.
Disaat yang sama Pampam lari ke luar desa dia masih terus dikejar! Para warga berpikir bahwa Pampam makhluk yang harus dibunuh. Pak pocong yang kebetulan di sana hanya melihat dengan tatapan sedih tanpa bisa melambaikan tangan tanda selamat tinggal, karena tangannya terbungkus.
Orang suci tersebut tak menjadi vampire karena punya kekebalan tubuh. Orang suci itu melempar jaring bawang putih ke pada Pampam dan akhirnya dia tertangkap.
Di saat yang sama Ran telah selesai membuat portalnya dan bermaksud memanggil Pampam kembali. Ran berjalan mencari vampirnya. Begitu menemukan Pampam Ran terkejut ketika menemukan Pampam meleleh kepanasan. Rupanya orang suci itu membuka jubah Pampam setelah itu mereka pergi meninggalkannya sendirian. Ran pun berlari mendekati Pampam.
“Pam! Portalmu siap apa kau baik-baik saja?”, Tanya Ran.
“Bagaimana menurutmu?”, kata Pampam lemas.
“Err tidak baik? Oh astaga katakan saja kau kenapa? Akan kubantu sebisaku”, ujar Ran.
“Aku meleleh, apa kau tidak lihat?”, kata Pampam.
“Oh! Perlukah kubawa kulkas? Err AC (air conditioner)? Kau butuh apa?”, Tanya Ran.
“Tak ada. Sebentar lagi juga aku mati. Terimakasih atas semuanya kau baik sekali dan aku belajar banyak hal, kalau aku hidup lagi aku janji akan ijin kalau mau makan sesuatu dan akan bersikap sopan pada orangtua dan aku juga akan mendirikan sarangku bukan di kamarmu Ran”, katanya.
“Tak apa”, ujar Ran.
“Aku minta maaf atas orangtuamu dan segalanya. Aku senang bisa bersamamu meskipun kau agak bodoh”, katanya
“Kau yang bodoh bukan aku”, ujar Ran.
“Hmph, baiklah”, kata Pampam. Kata-kata itu adalah kata terakhirnya sebelum mati.
“Oh! Bagaimana ini? Aku harus apa? Bawa kulkas?”, kataku. “Oh mungkin kalau aku tetap memportalnya, dia akan hidup di dunia virtual”, gumam Ran dalam hatinya.
Ran membawa vampire itu ke portal dan mencoba memvirtualisasikannya ke dalam dunia animasinya, tapi tak bisa. Ran menangis karena kehilangan teman yang diimpikannya itu, teman dari dunia komputer.
Tiba-tiba seseorang menepuk pundak Ran dari belakang
“Oh Ibu! Tapi bagaimana bisa?”, ujarku.
“Begini, kata orang suci Ibu dan Ayah selamat karena vampire itu telah mati”, kata Ibuku.
“Hei, saya tidak mati tante”, terdengar suara dari belakangku.
“Oh! Apa ini? Kenapa? Pampam?”, kataku.
“Mungkin karena aku terbunuh 2 kali aku jadi berubah menjadi manusia yang normal Ran. Kudengar itu dari hantu di sebelah”, ucap Pampam.
“Kau tidak jahat? Kukira kau jahat tapi ternyata kau mampu bicara sopan”, ujar Ibuku.
“Benarkah? Si bodoh ini belajar dariku tentunya hehehe”, kataku.
“Oh kurasa kau harus mengubah namaku ini Ran, Pampam itu nama bodoh”, kata Pampam.
“Begitukah? Baiklah biar tante yang berikan nama, bagaimana kalau Ricky? Dari kata Rizki yang artinya Anugerah”, kata Ibuku.
“Nama yang bagus juga tak terlalu bodoh. Mulai sekarang kau jadi anak angkat kami saja? Kupikir Ran kesepian dan lagi kau tak punya tempat tinggal dan keluarga bukan?”, ujar Ayahku.
“Boleh juga!”, sahut Pampam, ups! Ricky namanya.
“Kita bisa bersahabat dan bersaudara sekaligus! Hebat!”, kataku.
Sejak saat itu Ran dan Ricky tumbuh sebagai sahabat juga saudara. Mereka bahagia sekali. Selalu akrab dan membantu satu sama lainnya. Ran pun tidak lagi suka menyendiri karena Ricky mengajarinya cara bersosialisasi, Ricky pun belajar sopan santun dari Ran.
Ran dan Ricky tak berhenti bermimpi dan bercita-cita tak lupa berdoa serta usaha untuk menyatakan impian tersebut. Karena tak semua impian itu mustahil. Teruslah berusaha menggapainya. Di sana ada kemauan di sanalah ada jalan tenang dan jalani saja karena Tuhan punya sesuatu untukmu.

.

cerpen remaja

Penyambut Pagi Cerahku


Alma menutup kitab suci Al-Qur’an, pertanda ia sudah selesai membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang indah. Itu adalah kegiatan rutin pagi hari setelah Shalat Shubuh. Almarhum Abinya-lah yang telah mengajarkan kebiasaan baik itu sejak ia duduk di bangku kelas tiga Sekolah Dasar. Setelah itu, ia segera mandi dan sarapan bersama Umi dan Kakanya. Alma sarapan dengan lahapnya, karena masakan Uminya sangat enak. Ia tak lupa bersyukur.
“Umi, Alma sekolah dulu,” kata Alma lalu mencium tangan Uminya.
“Yang pintar ya Nak, Umi selalu doakan kamu… juga Kakak” jawab Umi. Alma mengangguk dan tersenyum.
Alma berjalan dengan riangnya, lalu ada seorang laki-laki yang menghampirinya.
“Good morning, Alma!’ kata laki-laki itu kepada Alma sambil tersenyum.
“Kakak, good morning too!” jawab Alma kepada lelaki yang dipanggilnya Kakak. Lelaki itu adalah sahabat laki-laki Alma yang selalu mengerti Alma, juga setia menyambut pagi Alma. Namanya Raiyyan. Siswa kelas 11 IPA 2. Mereka adalah sahabat sejak setahun yang lalu, tepatnya saat hari ketiga MOS angkatan Alma berlangsung.
Mereka berjalan beriringan menuju kelas. Lalu Alma tiba di kelasnya, tak lupa ia lemparkan senyum ke Raiyyan juga lambaian tangan. Raiyyan juga membalasnya begitu.
Kriiiingg!!!
Bel pertanda istirahat dimulai. Semua siswa berhamburan keluar kelas. Ada yang ke kantin, ada yang ke perpustakan, ada juga yang hanga diam di dalam kelas. Alma memutuskan untuk pergi ke kantin, membeli siomay kesukaannya.
“Alma!” sapa Raiyyan mengagetkan Alma. Alma tidak tahu bahwa Raiyyan menunggunya dan duduk di kursi depan kelas Alma.
“Kakak, maaf nggak keliatan. Mau ke kantin ya Kak?”
“Iyah nggak papa, oke bareng yuk!” jawab Raiyyan. Lalu mereka berdua berjalan bersama menuju kantin. Selam perjalanan menuju kantin, senyum di wajah Alma tak pernah pudar. Mungkin karena di dekat sahabatnya, Muhammad Raiyyan Firdaus. Hal serupa juga terlihat dari pancaran wajah Raiyyan.
Sesampainya di kantin, mereka sama-sama memesan siomay. Lalu mereka mencari bangku untuk mereka duduk.
“Alma, jam tangan kamu bagus” kata Raiyyan memulai pembicaraan karena ia tahu bahwa Alma mulai bosan menunggu Paman Rozak mengantar siomay.
“Iya Kak, Makasih. Ini pemberian almarhum Abi” kata Alma sambil mengelus-elus jam tangannya. “Maaf Alma, aku tak bermaksud membuatmu sedih.” tutur Raiyyan. “Eh, nggak papa kok Kak,” jawab Alma berusaha tenang. Lalu siomay mereka datang, mereka melahapnya dengan sesekali bercanda-sampai siomay mereka habis tak bersisa.
“Alma, anterin aku ke kamar mandi dong!” kata Athiyah datang menuju Alma yang sedang berbincang-bincang bersama Raiyyan. Lalu Alma mengiyakan.
“Kak, Alma titip jam ini yah, takut basah!” kata Alma sambil melepas jam tangannya lalu diberikannya kepada Raiyyan. Raiyyan menerimanya dan berniat untuk menjaga jam itu. Alma dan Athiyah berjalan menuju kamar mandi meninggalkan Raiyyan sendiri.
“Raiy, jam tangan siapa tuh?” tanya Rendra menghampiri Raiyyan yang duduk sambil memegang jam tangan Alma. “Alma, Ren” jawab Raiyyan. “Kenapa sih kamu kok nggak mau nembak dia, kalian kan udah deket banget!” celetuk Rendra. Raiyyan hanya tersenyum. “Mm, kalau jadi pacar, setahun berlalu ntar putus gitu? Lalu musuhan, dan hubungan berakhir. Mending sahabatan aja, selalu ada dalam suka dan duka” kata Raiyyan kemudian. “Bijak sekali kau!” kata Rendra menepuk-nepuk bahu Raiyyan.
“Astaghfirullah!!!” kata Rendra kaget, karena Leo menepuk pundaknya dengan keras, pantas saja ia kaget. Dengan waktu yang bersamaan, jam tangan Alma jatuh dan pecah. Hancur berkeping-keping, sama seperti hati Raiyyan saat itu. “Kamu sih pake ngagetin aku!” sontak Rendra memarahi Leo. Akhirnya Rendra dan Leo bertengkar-sampai melihat Alma dari kejauhan menuju mereka, mereka lari ketakutan, sangat pengecut. Tidak mau menghadapi permasalahan, malah keluar dari permasalahan itu.
“Kak, jam tanganku kok pecah!” Alma kaget dan sangat marah kepada Raiyyan. “Maaf Ma, tapi bukan aku, jadi gini…” Raiyyan akan menjelaskan hal yang sebenarnya namun Alma memotongnya. “Alasan! aku nggak nyangka, Kakak mengecewakan!” Alma berlari meninggalkan Raiyyan, ia masih tak percaya pada perbuatan Raiyyan. Seharusnya ia mendengarkan penjelasan Raiyyan, bukan malah menuduh sembarangan. Akhirnya, bel pertanda masuk berbunyi, Raiyyan berjalan menunu kelasnya dengan langkah yang lemah, tak berdaya.
Bel pulang sekolah berbunyi, setelah beberapa jam berkutat bersama pelajaran. Alma menunggu Uminya menjemput, ia menunggu di pos satpam. Raiyyan berjalan menemui Alma, berniat memberikan sesuatu kepada Alma.
“Alma, aku tau kamu masih marah ke aku. Tapi please, terima kado ini. Maaf aku memberikan sekarang, karena besok aku nggak masuk. Selamat ulang tahun, Almayra Qurrota Aini. Semoga panjang umur dan sehat selalu yah. Dan jangan pernah lupain aku, walaupun waktu bahkan maut memisahkan.” kata Raiyyan lalu meletakkan kado itu di meja. Alma hanya diam, tak berucap sehuruf pun. Lalu Papa Raiyyan datang, akhirnya Raiyyan pulang. Alma memang masih marah ke Kakak, tapi aku udah maafin Kakak. Terima kasih, aku berjanji. Kata Alma dalam hati
Di dalam mobil, ia terus mencium aroma mawar yang di pegangnya, mawar untuk Alma. Tadi sepulang sekolah ia mampir terlebih dahulu di toko bunga. Lengkap juga dengan surat berbentuk hati berpadu dengan cantiknya mawar. Tiba-tiba terdengar suara klakson truk dari arah yang berlawanan, Jeddar!!! dalam sekejap mobil yang ditumpangi Raiyyan dan ayahnya hancur, dihantam truk.
Pagi yang cerah namun aneh, tidak ada penyambut pagi yang Alma nanti. Malah ia melihat gerombolan anak, lalu ia menghampiri mereka. “…Leo minta doanya ya, kawan. Raiyyan mengalami kecelakaan parah, ia harus melewati serangkaian operasi. Dan, sekarang ia koma. Semoga Raiyyan cepat siuman dan dapat berkumpul di tengah-tengah kita lagi…” kalimat itu Alma dengar dari bibir Leo. Sontak ia kaget. Perasaannya campur aduk. Pikiran negatif menghantuinya. Ia menangis saat itu juga, hatinya hancur bak diterpa angin badai menjadi abu yang berterbangan. “Dan Alma, yang memecahkan jam tanganmu itu aku, bukan Raiyyan. Maafkan aku Alma,” kata Leo lagi. Alma menyesal, mengapa ia tak mendengarkan penjelasan Raiyyan? Hatinya sakit, bak disayat pisau belati.
Sepulang sekolah, Alma ditemani Athiyah pergi menjenguk Raiyyan yang tengah koma. “Alma, ini dari Raiyyan” kata Ayahnya Raiyyan yang selamat- setelah mereka bersalaman. Alma mengucapkan terima kasih. Ia membaca surat dari Raiyyan.
“Hai Alma. Aku harap kamu sudah memaafkanku, jika tidak itu tak apa. Aku hanya butuh memberikan bunga ini untukmu, semata-mata untuk mewakili perasaanku padamu. Sebenarnya, aku cinta sama kamu. Aku berharap kau mau menerimaku. Love you, Alma” isi surat itu, tampaknya, Raiyyan telah berubah pikiran, ia akan menerima segala resiko yang menanti.
Alma menangis mengharu biru. Hatinya terenyuh, ingin sekali ia menjawab dengan lantang “I love you too,” kepada Raiyyan. Pikirannya terhenti saat melihat monitor alat perekam denyut jantung memperlihatkan garis lurus yang rata. Hatinya dihantam badai tornado yang sangat kencang, membuyarkan semua rasa yang terpendam. Hilang, melayang menjadi satu bersama tornado.
Alma POV
Air mata berulamg kali kuusap namun tak bisa. Tak kusangka, di hari ulang tahunku aku mendapat kado terpahit seumur hidupku. Seharusnya Kakak harus bangun, agar bisa bersamaku. Menyambut pagiku, memakan siomay berdua denganku, juga bermain di tengah hujan bersamaku. Kini semua sirna, hanya aku dan bayanganku. Kau telah pergi meninggalkanku selamanya, Aku nggak percaya! Kakak masih hidup! Kakak, terima kasih atas semua kenangan manis yang kau haturkan, aku akan selalu mengingatmu seumur hidupku sampai matiku. Juga, maafakan aku kakak… Aku meletakkan bunga mawar di atas nisannya, juga menaburkan bunga di sepanjang kuburnya. Tak tega rasanya, jika kehilangan orang tersayang atau orang yang dicintai. I love you Kakak, Aku akan berusaha mengikhlaskan kepergianmu serta mendoakanmu, semoga kau tenang di surga, sayangku.

Minggu, 07 Mei 2017